WISATA BUDAYA CIUNG WANARA KARANGKAMULYAN CIAMIS
Wisata Ciamis Jawa Barat │ Objek Wisata Karangkamulyan sudah diakui sebagai sebuah peninggalan kerajaan Galuh di jaman cerita sejarah Ciung Wanara atau Sang Manarah. Kisah Ciungwanara sendiri merupakan kisah kepahlawanan seseorang anak raja yang dibuang dengan berjuang untuk meraih kembali haknya yang merupakan latar belakang Kerajaan Galuh.
Area Situs Karangkamulyan
Wisata Budaya Ciung Wanara Ciamis ialah merupakan situs dari jaman Hindu-Buddha yang terletak di Desa Karangkamulyan, Kecamatan Cijeungjing, sekittar 16 Kilo Meter dari Kota Ciamis ke arah timur. Tepatnya berada pada koordinat GPS : -7.350451, 108.473694. seperti pada peta dibawah ini :
Komplek situs ini berupa hutan dengan luas 25,5 hektar, sesuai berada di tepi jalan raya yang menghubungkan Ciamis - Banjar. Batas situs disebelah utara yaitu jalan raya, sebelah timur Sungai Cimuntur, sebelah selatan Sungai Citanduy, & sebelah barat rest area.
Keunikan Situs Karangkamulyan
Objek Wisata Budaya Ciung Wanara Ciamis yakni objek wisata sejarah yang telah tertata sangat rapi. Gerbang masuk terdapat di sebelah barat. Pada bagian ini tersedia lahan parkir yang lumayan luas juga dilengkapi kuliner seperti warung makanan yang berjajar rapi disebelah timur halaman parkir. disebelah selatan halaman parkir tetap terdapat halaman luas yang pada bagian barat berdiri sarana tempat ibadah yang lumayan megah.
Untuk memasuki komplek Karangkamulyan dapat lewat pintu masuk yang terdapat di bagian timur halaman belakang ruang parkir. Dengan melintasi jalan tanah yang terpelihara bersih dengan sekian banyak situs yang sudah nyaman dijangkau. Sejuknya udara serta keheningan yang mistis dapat menyongsong visitor ketika memasuki situs. Terdapat sekian banyak objek yang mampu ditemukan di situs ini, yakni :
Batu Pangcalikan
Wisata Budaya Ciung Wanara ini yang pertama kali dijumpai dari pintu masuk situs ke arah timur. situs ini berupa lahan yang sudah dikasih pagar besi, terdiri tiga halaman. Masing-masing dibatasi susunan batu dengan ketinggiannya 1 m lebar 0,35 m.
Halaman pertama terletak disebelah selatan. Halaman ke-2 terdapat disebelah utara halaman pertama. Setelah Itu halaman ke3 terdapat di sebelah utara halaman ke-2. Terhadap halaman ke3 ini terdapat bangunan cungkup tidak dengan dinding tapi diselubungi vitrage putih.
Peninggalan yang ada berupa batu putih tufaan berukuran 92 x 92 centimeter bersama tinggi total 48 senti meter. Batu ini oleh penduduk dinamakan pangcalikan. Di sebelah selatan batu ini berjajar tiga buah batu datar dari bahan andesitik. Di sebelah barat daya batu pangcalikan terdapat sekumpulan batu satu diantaranya berbentuk bulat panjang.
Situs Batu Pangcalikan |
Leuwi Sipatahunan, Sanghyang Bedil & Panyabungan Hayam
Objek Wisata Budaya Ciung Wanara dan seterusnya lewat jalan tanah ke arah timur akan menemukan simpang empat. Ke arah utara dapat mengambil kita menuju Leuwi Sipatahunan, sedang ke arah selatan menuju SItus Sanghyang Bedil & Panyabungan Hayam.
Leuwi Sipatahunan yakni salah satu sektor tepian Citanduy yang landai. Di sini tak terdapat objek arkeologi. Konon di sinilah Aki Balangantrang menemukan bayi Ciungwanara pada saat pertama kali.
Situs Sanghyang Bedil berupa bangunan susunan batu berbentuk sudut empat. Pada bagian selatan terdapat celah tembok yang merupakan jalan masuk. Di tengah lahan terdapat 2 batu panjang dalam kondisi patah. Sebuah batu dalam posisi tegak & yang satunya lagi roboh. Batu yang roboh ini dinamakan Sanghyang Bedil lantaran wujudnya serupa senapan (bedil). Konon, ruangan ini dulunya yakni tempat simpanan senjata.
Di sebelah selatan situs Sanghyang Bedil terdapat lahan yang dinamakan Panyabungan Hayam. Halaman ini berbentuk melingkar yang di tengahnya terdapat pohon bungur. Pada sudut utara terdapat tatanan batu. Ruang ini, sama seperti namanya, yakni ruangan berlangsungnya penyabungan ayam antara Ciungwanara & Raja, sebelum hasilnya dilakukan kudeta.
Sanghyang Bedil |
Lambang Peribadatan
Wisata Budaya Ciung Wanara Ciamis, kalau menyusuri jalan tanah ke arah utara selanjutnya berbelok ke timur bakal dijumpai batu Lambang Peribadatan. Batu ini berada kepada halaman yang dibatasi susunan batu berbentuk bujur sangkar. Jalan masuknya berada di sudut timur.
Di tengah halaman terdapat batu berdiri berbentuk sisi empat panjang, dikelilingi susunan batu bulat. Batu berdiri tersebut dahulu (thn 1960-an) ditemukan disebelah utara area kini terhadap jarak kira kira 10 m. Dengan beraneka pertimbangan selanjutnya didirikan di area saat ini & dibuatkan pagar dari susunan batu layaknya objek yg lain.
Lambang Peribadatan |
Cikahuripan
Wisata Budaya Ciung Wanara, untuk menyusuri jalan tanah ke arah timur hingga di Cikahuripan. Cikahuripan adalah jumpa dua sungai mungil yang bernama Citeguh & Cirahayu. Keadaan Cikahuripan yang ada waktu ini yakni ruang mandi untuk kebutuhan tertentu. Bangunan yang ada ialah bangunan baru dengan di lengkapi bermacam sarana contohnya ruangan sholat.
Batu Panyandaan & Makam Sri Bhagawat Pohaci
Wisata Budaya Ciung Wanara Ciamis, Ke arah timur dari Cikahuripan terdapat susunan batu berbentuk persegi yang menyerupai tembok batu. Terhadap segi timur terdapat celah sebagai jalan masuk. ditengah struktur batu keliling terdapat batu berdiri & batu datar berbentuk segitiga yang dikelilingi susunan batu mungil. SItus yang ini dinamakan Panyandaan.
Di depan situs Panyandaan terdapat tiga buah batu berdiri yang salah satunya dalam posisi cenderung. disekitar batu berdiri ini terdapat sebaran batu-batu bulat. Objek ini diakui juga sebagai makam Sri Bhagawat Pohaci.
Pamangkonan
Wisata Budaya Ciung Wanara Ciamis, situs Pamangkonan terletak jauh di sebelah selatan situs Panyandaan atau di sebelah timur situs Pangcalikan. Objek berupa susunan batu berbentuk persegi. Kepada segi timur terdapat celah sbg jalan masuk.
Di tengah objek terdapat susunan batu-batu bulat mengelilingi salah satu batu. Batu ini serta dinamakan Sanghyang Indit-inditan, dulu ditemukan di Sungai Citanduy.
Makam Adipati Panaekan
Dari Pamangkonan ke arah tenggara terdapat makam Adipati Panaekan. Objek yg ada berupa tatanan batu bersusun melingkar. Di tengah susunan batu tersebut terdapat makam. Adipati Panaekan yakni tokoh yg menurunkan bupati mula-mula Ciamis. Menyangkut kisah Adipati Panaekan baca : Kisah Tragis Adipati Panaekan.
Fetur Parit & Benteng
Wisata Budaya Ciung Wanara, Tidak Cuma sekian banyak objek layaknya disebutkan terdahulu, di komplek Karangkamulyan terdapat fetur parit. Parit ini dijumpai di sebelah barat halaman parkir & di sekeliling web inti. Jejak parit kuna disebelah barat halaman parkir tepatnya terletak terhadap batas web kini dgn kawasan rest tempat.
Parit tersebut membujur utara-selatan menghubungkan antara Sungai Citanduy dgn Sungai Cimuntur. Kondisi parit disebelah selatan jalan raya telah tak demikian nampak. Sedangkan disebelah utara jalan raya masihlah terang kondisinya. Lebar parit yg ada lebih kurang 10 m bersama kedalaman seputar 2 m.
Situs Karangkamulyan, dikelilingi oleh parit kuna yg mempunyai lebar bervariasi 0,5-1,5 meter, sebahagian tertutup oleh semak. Kepada sudut luar parit disebelah terdapat gundukan tanah mencetak benteng membujur utara-selatan, dgn tinggi seputar 2 m dgn lebar bervariasi antara 3 sampai 4 m.
Dipandang dari jejak-jejak yang ada, benteng ini pula berlanjut sampai pinggir Sungai Cimuntur. Berdasarkan temuan keramik asing menunjukkan berasal dari kurang lebih abad ke-10-17 M.
Di situs ini pula dibangun Gong Perdamaian Dunia yang merupakan lambang persaudaraan perdamaian & gong ini adalah gong perdamaian paling besar didunia. Itulah ulasan tentang informasi dari Situs Karangkamulyan, semoga bermanfaat!.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar